Pilu, Serangan Israel Tewaskan Sembilan Anak Dokter Gaza

Pada 24 Mei 2025, serangan udara Israel di kawasan Qizan Al-Najjar, selatan Khan Younis, Gaza, menewaskan sembilan anak dari Dr. Alaa al-Najjar, seorang dokter anak yang bekerja di Kompleks Medis Nasser. Saat serangan terjadi, Dr. al-Najjar sedang bertugas di rumah sakit dan tidak berada di rumah. Anak-anak yang menjadi korban berusia antara kurang dari satu tahun hingga dua belas tahun. Suami Dr. al-Najjar, Hamdi Yahya Najjar, juga seorang dokter, dan satu-satunya anak yang selamat, Adam (11), mengalami luka parah dan saat ini dirawat di rumah sakit.


Latar Belakang Serangan

Menurut pernyataan dari Angkatan Pertahanan Israel (IDF), serangan tersebut menargetkan “sejumlah tersangka” yang beroperasi di dekat pasukan IDF di area yang seharusnya telah dievakuasi oleh warga sipil. Namun, saksi mata dan keluarga korban menggambarkan dampak serangan sebagai tragedi besar, dengan tubuh korban yang terbakar dan sulit dikenali. Serangan ini juga menghancurkan rumah keluarga al-Najjar dan memicu kebakaran besar.


Dampak Kemanusiaan

Tragedi ini menambah panjang daftar korban sipil dalam konflik yang berkepanjangan di Gaza. Menurut data terbaru, lebih dari 53.900 orang telah tewas sejak dimulainya ofensif militer Israel pada Oktober 2024, dengan hampir 3.750 korban jiwa setelah berakhirnya gencatan senjata pada Maret 2025.

Selain itu, serangan ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh tenaga medis di Gaza. Dr. al-Najjar, yang merupakan kepala departemen pediatri di rumah sakit terkemuka, kini harus menghadapi kehilangan tragis atas anak-anaknya. Rekan-rekannya di rumah sakit menyatakan rasa kehilangan yang mendalam dan menekankan pentingnya perlindungan terhadap tenaga medis dalam situasi konflik.


Reaksi Internasional

Serangan ini menuai kecaman dari berbagai pihak internasional. Pemerintah Gaza menyebut serangan ini sebagai “atrocitas” dan menuduh Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. PBB juga telah memperingatkan bahwa seluruh populasi Gaza berisiko menghadapi kelaparan dan mendesak Israel untuk menghentikan blokade bantuan kemanusiaan.

Di sisi lain, IDF mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan infrastruktur militer Hamas yang terletak di bawah rumah-rumah sipil. Namun, banyak pihak meragukan klaim tersebut dan menuntut penyelidikan independen atas serangan ini.


Kesimpulan

Tragedi yang menimpa keluarga Dr. al-Najjar merupakan gambaran nyata dari dampak kemanusiaan yang ditimbulkan oleh konflik yang berkepanjangan di Gaza. Serangan ini tidak hanya menewaskan sembilan anak-anak tak berdosa, tetapi juga menghancurkan keluarga dan komunitas medis yang telah berjuang untuk memberikan perawatan di tengah situasi yang sulit. Penting bagi komunitas internasional untuk mendesak penyelidikan independen atas serangan ini dan memastikan bahwa hukum internasional, termasuk perlindungan terhadap tenaga medis, dihormati dalam setiap tindakan militer.


Sumber Referensi:

Baca Juga : ITS: Beasiswa Khofifah Wujud Nyata Pemimpin Pro Pendidikan dan Rakyat Kecil

➡️ Baca Juga: Temukan Motivasi Hidup yang Kuat untuk Hidup Lebih Baik

➡️ Baca Juga: Strategi Pemasaran Digital Terbaru untuk Bisnis Anda

Exit mobile version